I am < He is

Red heart at the human hands isolated on white

Saya rasa tidak ada satupun orang yang mau menjadi yang paling akhir. Saya melihat bahwa dunia kita selalu mengajarkan bahwa apabila engkau ingin dihargai oleh dunia maka engkau harus menjadi yang pertama dan utama. Kebesaran dunia berbicara mengenai seberapa besar kuasa yang ada dalam genggam tanganmu. Kebesaran dunia berbicara mengenai berapa banyak orang yang melayani meja makanmu. Kebesaran dunia berbicara mengenai seberapa banyak kekayaan mempengaruhi hidupmu. Kebesaran dunia mengajarkan seberapa jauh nama anda dikenal oleh orang lain. Ya benar sahabatku, ambisi dunia mengajarkan kita untuk mengejar perhatian dan penghargaan.

Tak mudah kita sadari, kita selalu hanyut dalam pengertian ini. “Daging” kita selalu mengejar perhatian dan penghargaan.. Bisa kita bayangkan bahwa murid-murid ini telah melayani Yesus dalam waktu yang cukup lama. Mereka adalah pribadi yang seharusnya paling mengerti tentang melayani dengan ketulusan hati. Tetapi ternyata ambisi dunia membuat mereka masih mempertengkarkan siapa diantara mereka yang paling besar. Kesombongan dunia membutakan mata mereka. Kita diingatkan hari ini bahwa sejatinya kita tidak berbeda jauh dari para murid. Berapa banyak diantara kita berusaha melakukan karya-karya nan baik dan megah namun untuk mencari penghargaan dan pengakuan. Kita harus ingat bahwa semua orang bisa melayani tapi tidak semua bisa melayani dengan hati. Yesus bertanya kepada kita hari ini, apakah kita sudah melayani Tuhan, melakukan karya yang baik benar-benar untuk kemuliaan-Nya atau hanya untuk kemuliaan diri kita sendiri. Yesus mengingatkan agar kita jauh dari kesombongan diri. Saya ingat apa yang dikatakan St. Vincentius a Paulo.

“Anda harus meminta kepada Allah untuk memberikanmu kekuatan untuk melawan dosa kesombongan yang adalah musuh terbesarmu yang merupakan akar dari semua yang jahat, dan kegagalan dari semua yang baik. Karena Allah menentang kesombongan.”

17 Mei 2016 (Tommy).docx (www.express.co.uk)

Seorang anak kecil adalah pribadi yang sering dianggap tidak berpengaruh dan lemah, tetapi Yesus berkata barangsiapa menerima sesamanya “yang tidak berarti dan lemah” maka ia menerima Aku. Kebesaran seorang Kristen bukan tentang berapa banyak orang yang melayani kita melainkan seberapa banyak orang yang kita layani khususnya yang lemah dan tertindas demi kemuliaan Bapa. Semoga mulai hari ini kita belajar untuk selalu menyembunyikan diri kita di balik Salib Tuhan sehingga melalui pelayanan kita, hanya nama Tuhan yang menjadi semakin besar dan nama kita menjadi semakin kecil. “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”, Yohanes 3:30.

Image: http://www.mycariboonow.com, www.express.co.uk

About the author

Br. Tommy Riezky Tiyanto

Br. Tommy is a graduate of Petra Christian University, Surabaya, with a bachelor’s degree in Bussiness Management. He was working in Surabaya and also actived in choir and other Kristus Raja Parish’s activities. His motto is Be fearless and undaunted, for go where you may, Yahweh your God is with you (Joshua 1:9). He decided to enter the formation house in Surabaya as an aspirant in July 2015.

Tinggalkan komentar